Jumat, 05 Desember 2014

Sistem Instrumentasi Transduser



Tugas Makalah
SISTEM INSTRUMENTASI
TRANDUCER








OLEH
KELOMPOK IX
1.    FITRIANI S                               H211 12 005
2.    MONALISA TANDILAYUK H211 12 009
3.    LILIS SULIANI                         H211 12 011

JURUSA FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem pengukuran dan pengendalian atau instrummentasi semakin berperan penting dalam kehiduan manusia. Sistem tersebut amat membantu pekerjaan manuasia, baik pekerjaan yang bersifat menonton dan kontiniu maupun pekerjaan yang bersifat dinamis dan sensitive. Sebagai contoh, penerapan sistem pengendali dalam sistem pengemudi pesawat terbang, pengendali pesawat ruang angkasa, pesawat satelit, dan sistem persenjataan peluru kendali. Dalam bidang industri, sistem kendali diterapkan sebagai pengendali mesin-mesin produksi dan pengendali proses yang mengubah masukan berupa energi nonlistrik menjadi besaran listrik agar dapat diolah, baik secara analog maupun digital.
Beberapa proses industri yang membutuhkan sistem pengendali multi input-multi output serta permasalahan yang kompleks dapat diatasi dengan kemajuan system instrummentasi atau sistem pengendali didukung oleh kemajuan teknologi komputer. Salah satu elemen penting sistem instrumentasi dan pengendali adalah tranduser.  Tanduser akan mengubah energi nonlistrik menjadi energi listrik sehingga proses pengendalian dapat dilkukan baik secara otomatik maupun manual.
1.2.  Rumusan Masalah
1.       Pengertian Transducer.
2.       Jenis-jenis Transducer
3.       Contoh Aplikasi Transduser dalam Kehidupan sehari-hari
1.3.  Tujuan
1.      Dapat menyebutkan definisi dan perbedaan dari sensor dan transduser.
2.      Mengerti tentang jenis-jenis transduser secara umum.
3.      Memahami berbagai contoh aplikasi transduser dalam kehidupan sehari-hari


BAB II
PEMBAHASAN

11.1.     Pengertian Transducer
Transducer berasal dari kata “traducere” dalam bahasa Latin yang berarti mengubah. Bagian masukan dari transduser disebut “sensor ”, karena bagian ini dapat mengindera suatu   fisik tertentu dan mengubahnya menjadi bentuk energi yang lain. William D.C, (1993), mengatakan transduser adalah sebuah alat yang bila digerakan oleh suatu energi di dalam sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan energi tersebut dalam bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi berikutnya”. Transmisi energi ini bisa berupa listrik, mekanik, kimia, optic (radiasi) atau thermal (panas).
Sehingga definisi transducer adalah alat yang biasa pada elektonika, kelistrikan, mekanik elektronik, elektromagnetik, digunakan mengubah energi dari satu energi ke bentuk energi yang lain untuk berbagai pengukuran atau transfer informasi. Contoh umum termasuk mikrofon, pengeras suara, termometer, posisi dan sensor tekanan, dan antena. Meskipun umumnya tidak dianggap sebagai transduser, fotosel, LED (dioda pemancar cahaya), dan bahkan bola lampu umum adalah transduser.
Suatu definisai mengatakan “transducer adalah sebuah alat yang bila digerakkan oleh energi di dalam sebuah sitem transmisi, menyalurkan energi dalam bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi kedua”. Transmisi kedua ini bisa listrik, mekanik, kimia, optik (radiasi) atau termal (panas).
Sebagai contoh, definisi transducer yang luas ini mencakup alat-alat yang mengubah gaya atau perpindahan mekanis menjadi sinyal listrik. Alat-alat ini membentuk kelompok transducer yang sangat besar dan sangat penting yang lazim ditemukan dalam instrumentasi industri; dan ahli instrumentasi terutama berurusan dengan jenis pengubahan energi ini. Banyak parameter fisis lainnya (seperti panas, intensitas cahaya, kelembaban) juga dapt diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan transducer. Transducer-transducer ini memberikan sebuah sinyal keluaran bila diransang oleh sebuah masukan yang bukan mekanis; sebuah transmistor bereaksi terhadap variasi temperatur; sebuah fotosel bereaksi terhadap perubahan intensitas cahaya; sebuah berkas elektron terhadap efek-efek maknetik, dan lain-lain. Namun dalam semua hal, keluaran elektris yang diukur menurut metoda standar memberikan besarnya besaran masukan dalam bentuk ukuran elektris analog.
11.2.     Jenis-Jenis Transduser
Transducer dapat dikelompokan berdasakan pemakaiannya, metoda pengubahan energi, sifat dasar sinyal keluaran dan lain-lain. Tabel dibawah menunjukan suatu pengelompokan transducer berdasarkan prinsip listrik yang tersangkut. Bagian pertama tabel tersebut memberi daftar transducer yang memberikan daya luar. Ini adalah transducer pasif, yang memberi tambahan dalam sebuah parameter listrik seperti halnya tahanan, kapasitansi dan lain-lain yang dapat diukur sebagai suatu perubahan tegangan atau kuat arus. Kategori berikutnya adalah transducer jenis pembangkit sendiri, yang menghasilkan suatu tegangan atau arus analog bila dirangsang dengan suatu bentuk fisis energi. Transducer pembangkit sendiri tidak memerlukan daya dari luar.
Tabel pengelompokan transducer, yaitu:
a.         Transduser Pasif (daya dari luar)
Transduser pasif  yaitu transduser yang dapat bekerja bila mendapat energi tambahan dari luar. contohnya adalah thermistor. Untuk mengubah energi panas menjadi energi listrik yaitu tegangan listrik, maka thermistor harus dialiri arus listrik. Ketika hambatan thermistor berubah karena pengaruh panas, maka tegangan listrik dari thermistor juga berubah. Adapun pengelompokan dari transduser ini yaitu:
Parameter listrik dan kelas transduser
Prinsip kerja dan sifat alat
Pemakaian alat
Potensiometer
Perubahan nilai tahanan karena posisi kontak bergeser
Tekanan, pergeseran/posisi
Strain gage
Perubahan nilai tahanan akibat perubahan panjang kawat oleh tekanan dari luar
Gaya, torsi, posisi
Transformator selisih (LVDT)
Tegangan selisih dua kumparan primer akibat pergeseran inti trafo
Tekanan, gaya, pergeseran
Gage arus pusar
Perubahan induktansi kumparan akibat perubahan jarak plat
Pergeseran, ketebalan
b.        Transduser Aktif (tanpa daya luar)
Transduser aktif yaitu transduser yang bekerja tanpa tambahan energi dari luar, tetapi menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri. Adapun pengelompokan dari transduser ini, yaitu:
Parameter listrik dan kelas transduser
Prinsip kerja dan sifat alat
Pemakaian alat
Sel fotoemisif
Emisi elektron akibat radiasi yang masuk pada permukaan fotemisif
Cahaya dan radiasi
Photomultiplier
Emisi elektron sekunder akibat radiasi yang masuk ke katode sensitif cahaya
Cahaya, radiasi dan relay sensitif cahaya
Termokopel
Pembangkitan ggl pada titik sambung dua logam yang berbeda akibat dipanasi
Temperatur, aliran panas, radiasi
Generator kumparan putar (tachogenerator)
Perputaran sebuah kumparan di dalam medan magnet yang membangkitkan tegangan || Kecepatan, getaran

Piezoelektrik
Pembangkitan ggl bahan kristal piezo akibat gaya dari luar
Suara, getaran, percepatan, tekanan
Sel foto tegangan
Terbangkitnya tegangan pada sel foto akibat rangsangan energi dari luar
Cahaya matahari
Termometer tahanan (RTD)
Perubahan nilai tahanan kawat akibat perubahan temperatur || Temperatur, panas

Hygrometer tahanan
Tahanan sebuah strip konduktif berubah terhadap kandungan uap air
Kelembaban relatif
Penurunan nilai tahanan logam akibat kenaikan temperatur
Suhu

11.3.     Contoh Tranduser
Contoh-contoh transducer, yaitu:
1.      Mikrofon
Microphone atau dalam dalam bahasa Indonesia disebut dengan Mikrofon adalah suatu alat atau komponen Elektronika yang dapat mengubah atau mengkonversikan energi akustik ke energi listrik.
v Macam-Macam Microphone
1.      Dynamic Microphone, yaitu Microphone yang bekerja berdasarkan prinsip Induksi Elektromagnetik.
2.      Condenser Microphone, yaitu Microphone yang diafragmanya terbuat dari bahan logam dan digantungkan pada pelat logam statis dengan jarak yang sangat dekat sehingga keduanya terisolasi menyerupai sebuah Kapasitor.
3.      Electret  Microphone, yaitu Microphone jenis Condenser yang memiliki muatan listrik sendiri sehingga tidak memerlukan pencatu daya dari luar
4.       Ribbon Microphone, yaitu Microphone yang menggunakan pita tipis dan sensitif yang digantungkan pada medan magnet.
5.       Crystal Microphone atau Piezoelektris Microphoneyaitu Microphone yang terbuat dari Kristal Aktif yang dapat menimbulkan tegangan sendiri ketika menangkap getaran sehingga tidak memerlukan pencatu daya dari luar.
Prinsip Kerja Mikrofon :
1.      Saat kita berbicara, suara kita akan membentuk gelombang suara dan menuju ke Microphone.
2.      Dalam Microphone, Gelombang suara tersebut akan menabrak diafragma (diaphragm) yang terdiri dari membran plastik yang sangat tipis. Diafragma akan bergetar sesuai dengan gelombang suara yang diterimanya.
3.      Sebuah Coil atau kumpuran kawat (Voice Coil) yang terdapat di bagian belakang diafragma akan ikut bergetar sesuai dengan getaran diafragma.
4.      Sebuah Magnet kecil yang permanen (tetap) yang dikelilingi oleh Coil atau Kumparan tersebut akan menciptakan medan magnet  seiring dengan gerakan Coil.
5.      Pergerakan Voice Coil di Medan Magnet ini akan menimbulkan sinyal listrik.
                          Gambar II.2.1 Prinsip Kerja Mikrofon
2.      Loudspeaker
Speaker (Pengeras Suara) adalah perangkat elektronika yang berfungsi sebagai tranduser untuk mengubah gelombang listrik menjadi gelombang suara melalui getaran membran. Membran pada speaker bergetar akibat induksi elektromagnetik yang dihasilkan sebuah magnet dan kumparan (induktor) karena dialiri arus listrik. Getaran suara yang dihasilkan speaker akan seiring dengan sinyal elektrik yang diberikan pada kumparan yang ada di dalamnya. Prinsip kerja speaker ini kebalikan dari prinsip kerja microphone yang mengubah gelombang suara menjadi gelombang listrik.
Gambar II.2.2 Prinsip Kerja Loudspeaker
3.      Tabung sinar katoda
Tabung sinar katode (bahasa Inggris: cathode ray tube atau CRT), ditemukan oleh Karl Ferdinand Braun, merupakan sebuah tabung penampilan yang banyak digunakan dalam layar komputer, monitor video, televisi dan oskiloskop. CRT dikembangkan dari hasil kerja Philo Farnsworth yang dipakai dalam seluruh pesawat televisi sampai akhir abad 20, dan merupakan dasar perkembangan dari layar plasma, LCD dan bentuk teknologi TV lainnya.




Gambar II.2.3 Contoh Tabung Sinar Katoda USG (Ultrasonografi)
Prinsip Kerja USG (Ultrasonografi)
Prinsip kerjanya menggunakan Gelombang Ultrasonik yang dibangkitkan oleh kristal yang diberikan gelombang listrik. Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh transducer yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam pantulan sesuai dengan jaringan yang dilaluinya.
Pantulan yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur transducer, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar oscilloscope.
4.               Foto sel atau Photo Resisitor
Fotosel juga dikenal sebagai photoresistor  adalah perangkat yang mengubah nya konduktivitaslistrik ketika cahaya bersinar di atasnya. Dalam gambar, listrik mengalir melalui bagian kemerahan. Biasanya,ketika cahaya bersinar di atasnya, maka lebih banyak listrik mengalir melalui. Ketika gelap, hampir tidak adalistrik mengalir melalui. Seleniumdapat digunakan untuk membuat photocells, meskipun beberapa bahan kimia lain dapat digunakan.Semikonduktor digunakan untuk membuat photocells. Ketika cahaya bersinar ke fotosel, itu "melonggarkan" selektron, yang memungkinkan mereka untuk mengalir dan membuat arus listrik.
Gambar II.2.4 Contoh Gambar Photo Resistor
Prinsip Kerja LDR (Light Dependent Resistor)
LDR (Light Dependent Resistor) adalah jenis resistor yang biasa digunakan sebagai detector cahaya atau pengukur besaran konversi cahaya. Light Dependent Resistor, terdiri dari sebuah cakram semikonduktor yang mempunyai dua buah elekrtroda pada permukaannya.
Pada saat gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram tersebut menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang relative kecil. Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk mengangkut muatan elektrit. Artinya pada saat cahaya redup, LDR menjadi konduktor yang buruk, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau cahaya redup. Pada saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari atom bahan semikonduktor tersebut. Sehingga akan lebih banyak elektron untuk mengangkut muatan elektrit. Artinya pada saat cahaya terang, LDR menjadi konduktor yang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi kecil pada saat cahaya terang





BAB III
PENUTUP

111.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini, yaitu:
1.        Transduser adalah alat yang biasa pada elektonika, kelistrikan, mekanik elektronik, elektromagnetik, digunakan mengubah energi dari satu energi ke bentuk energi yang lain untuk berbagai pengukuran atau transfer informasi.
2.        Transduser terbagi atas dua yaitu Transduser Pasif (daya dari luar) dan Transduser Aktif (tanpa daya luar).
3.         
111.2.   Saran
Adapun saran dari penulis mengenai makalah ini yaitu semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.


DAFTAR PUSTAKA

ilmuinstrumentasi.blogspot.com/2013/ldr-light-dependent-resistor.htm
Rahim Abdl.Ruzairi, 1999. Pengukuran dan Transduser. Malaysia. UTM.