Minggu, 02 Maret 2014

Kompenen dan alat ukur listrik



BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Dewasa ini, penggunaan peralatan elektronik begitu pesat. Inovasi yang beragam dari alat-alat tersebut muncul tiada henti. Penggunaan peralatan elektronik yang begitu luas telah mencakup ke segala aspek kehidupan manusia yang membuat segala sesuatu semakin canggih dari segi kualitas dan semakin kecil dari segi fisik.
Elektronika adalah ilmu yang mempelajari tentang alat-alat listrik. Elektronika merupakan cabang dari ilmu fisika. Di dalam dunia elektronika dikenal yang namanya komponen elektronika. Komponen elektronika memiliki karakteristik dan kegunaan yang berbeda dalam peralatan elektronik. Penggunaan komponen elektronika seperti dioda, transistor, kapasitor, serta resistor sering dijumpai dalam rangkaian peralatan elektronik. Komponen elektronika terbagi menjadi dua, yaitu komponen aktif dan komponen pasif. Komponen aktif merupakan komponen yang dapat bekerja apabila ada catu daya, sedangkan komponen pasif merupakan komponen yang dapat bekerja tanpa adanya catu daya.
Besaran-besaran listrik seperti kuat arus, tegangan, hambatan, daya, dan sebagainya yang terdapat pada komponen elektronika tidak dapat secara langsung ditangkap oleh panca indera. Oleh karena itu, diperlukan alat-alat untuk mengukur besaran listrik tersebut, seperti amperemeter, voltmeter, ohm-meter, multimeter, dan sebagainya.
Pada dasarnya, mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan satuannya. Pemilihan alat ukur yang digunakan harus disesuaikan dengan besaran yang hendak diukur. Simbol-simbol yang terdapat dalam alat ukur memiliki arti masing-masing yang menjelaskan penggunaan alat ukur. Oleh karena itu, praktikum kali ini perlu dilakukan untuk membahas berbagai macam pengenalan dan pemakaian alat ukur tersebut serta komponen elektronika secara mendetail.

I.2. Ruang Lingkup
Pada percobaan ini difokuskan pada penggunaan multimeter untuk mengukur besar arus, hambatan, serta tegangan pada resistor, pada pengisian muatan kapasitor, dan pada pengosongan muatan kapasitor.
I.3. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah :
1.        Mampu menggunakan alat-alat ukur seperti amperemeter, voltmeter, dan multimeter untuk mengukur besaran-besaran elektronik yang diperlukan.
2.        Mampu menggunakan berbagai komponen listrik.
3.        Memahami dan mengerti cara mengukur pembebanan catu daya.
4.        Mengukur waktu RC pada pengisian dan pengosongan kapasitor.
I.4.  Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan rangkaian komponen dan alat ukur listrik ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 13 November 2013, pada pukul 13.00 - 15.00 WITA. Percobaan ini berlangsung di laboratorium Elektronika dan Instrumentasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.      Alat Ukur
Dalam disiplin ilmu elektronika ada berbagai macam besaran dan satuan yang digunakan. Besaran dan satuan tersebut dapat diukur dengan menggunakan berbagai macam alat ukur elektronika, yaitu :
1.        Amperemeter
Amperemeter adalah alat untuk mengukur kuat arus listrik. Bagian terpenting dari amperemeter adalah galvanometer. Galvanometer bekerja dengan prinsip gaya antara medan magnet dan kumparan berarus. Galvanometer dapat digunakan langsung untuk mengukur kuat arus searah yang kecil. Semakin besar arus yang melewati kumparan semakin besar simpangan pada galvanometer. Amperemeter terdiri dari galvanometer yang dihubungkan paralel dengan resistor yang mempunyai hambatan rendah. Tujuannya adalah untuk menaikan batas ukur amperemeter. Hasil pengukuran akan dapat terbaca pada skala yang ada pada amperemeter.
Amperemeter bisa jadi tersusun atas mikroamperemeter dan shunt. Mikroamperemeter berguna untuk mendeteksi ada tidaknya arus melalui rangkaian karena nilai kuat arus yang kecilpun dapat terdeteksi. Untuk mengukur kuat arus yang lebih besar dibantu dengan hambatan shunt sehingga kemampuan mengukurnya disesuaikan dengan perkiraan arus yang ada.




Gambar 2.1. Amperemeter
2.        Voltmeter
Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial listrik. Voltmeter biasanya disusun secara paralel (sejajar) dengan sumber tegangan atau peralataan listrik. Alat ini terdiri dari tiga buah lempengan tembaga yang terpasang pada sebuah bakelite yang dirangkai dalam sebuah tabung kaca atau plastik. Lempengan luar berperan sebagai anoda sedangkan yang di tengah sebagai katoda. Umumnya tabung tersebut berukuran 15 x 10 cm (tinggi x diameter). Cara memasang voltmeter adalah dengan menghubungkan ujung sumber tegangan yang memiliki potensial lebih tinggi (kutub positif) ke terminal positif voltmeter dan ujung sumber tegangan yang memiliki potensial lebih rendah (kutub negatif) dihubungkan ke terminal negatif voltmeter.
 




Gambar 2.2. Voltmeter analog (dengan jarum)
3.        Ohmmeter
Ohmmeter adalah alat pengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan aliran arus listrik dalam suatu konduktor. Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm. Ohmmeter menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm.
Desain asli dari ohmmeter menyediakan baterai kecil untuk menahan arus listrik. Ini menggunakan galvanometer untuk mengukur arus listrik melalui hambatan. Skala dari galvanometer ditandai pada ohm, karena voltase tetap dari baterai memastikan bahwa jika hambatan menurun maka arus akan meningkat.
Tipe yang lebih akurat dari ohmmeter memiliki sirkuit elektronik yang melewati arus konstant (I) melalui hambatan, dan sirkuit lainnya yang mengukur voltase (V) melalui hambatan. Menurut persamaan berikut, yang berasal dari hukum Ohm, nilai dari hambatan (R) dapat ditulis dengan:


Description:  R = \frac{V}{I}
 
                                                                                   ..... (1)

di mana V menyatakan potensial listrik (voltase atau tegangan) dan I menyatakan besarnya arus listrik yang mengalir.
Untuk pengukuran tingkat tinggi, tipe meteran yang ada di atas sangat tidak memadai. Ini karena pembacaan meteran adalah jumlah dari hambatan pengukuran timah, hambatan kontak, dan hambatannya diukur. Untuk mengurangi efek ini, ohmmeter yang teliti untuk mengukur voltase melalui resistor. Dengan tipe dari meteran ini, setiap arus voltase turun dikarenakan hambatan dari gulungan pertama dari timah dan hubungan hambatan mereka diabaikan oleh meteran. Teknik pengukuran empat terminal ini dinamakan pengukuran Kelvin, setelah metode William Thomson, yang menemukan Jembatan Kelvin pada tahun 1861 untuk mengukur hambatan yang sangat rendah. Metode empat terminal ini dapat juga digunakan untuk melakukan pengukuran akurat dari hambatan tingkat rendah.







Gambar 2.3. Ohmmeter
4.        Multimeter
Multimeter adalah suatu alat yang dipakai untuk menguji atau mengukur komponen. Multimeter disebut juga avometer yang dapat dipakai untuk mengukur arus, hambatan, dan tegangan. Umumnya sebuah multimeter elektronik mengandung elemen-elemen berikut :
1.        Penguat DC jembatan setimbang (balanced bridge DC amplifier) dan alat pencatat.
2.        Pelemah masukan atau saklar rangkuman (range), guna membatasi tegangan masukkan pada nilai yang diinginkan.
3.        Rangkaian penyearah, untuk mengubah tegangan masukkan AC ke DC yang sebanding.
4.        Baterai internal dan rangkaian tambahan, guna melengkapi kemampuan pengukuran tahanan.
5.        Saklar fungsi, untuk memilih berbagai fungsi pengukuran dari instrumen tersebut.
Ada dua kategori multimeter, yaitu multimeter digital atau DMM (digital multimeter, untuk yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya) dan multimeter analog. Adapun cara menggunakan multimeter ialah sebagai berikut:
a.    Jika saklar menunjuk pada ohm meter dapat digunakan mengukur transistor, tahanan, potensiometer, VR (Variabel Resistor), kondensator, LS, kumparan, MF dan trafo, mengukur kabel, dan sebagainya.
b.    Jika saklar menunjuk pada DC volt (dcv) dapat digunakan mengukur arus dalam suatu rangkaian (arus searah) dan menguji aki atau baterai.
c.    Jika saklar menunjuk pada AC Volt (acv) dapat dipakai untuk mengukur kuat tegangan AC, ada dan tidaknya arus listrik.
d.    Jika saklar menunjuk pada DC ampere dapat dipakai untuk mengukur berapa banyak arus pada accu maupun baterai atau catu daya (adaptor).

B.   Komponen Pasif
Dalam elektronika terdapat dua tipe komponen, yaitu komponen aktif dan komponen pasif. Komponen aktif adalah komponen-komponen elektronika yang memerlukan tegangan ataupun arus listrik agar dapat bekerja. Komponen pasif adalah komponen-komponen elektronika yang tidak memerlukan tegangan ataupun arus listrik agar dapat bekerja. Beberapa contoh komponen aktif adalah transistor dan rangkaian terpadu. Adapun beberapa contoh komponen pasif yaitu :
1.        Resistor
Resistor adalah komponen elektronika dua pin atau kaki yang didesain untuk menahan arus listrik dengan menurunkan tegangan di antara kedua salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya. Resistor dapat diumpamakan dengan sebuah papan yang digunakan untuk menahan aliran air yang deras di parit kecil. Dengan adanya tahanan papan ini, maka arus air menjadi terhambat alirannya. Makin besar papan yang digunakan untuk menahan air parit, makin kecil air yang mengalir. Begitu pula peran resistor dalam elektronika. Makin besar resistansi (nilai tahanan), maka makin kecil arus dan tegangan listrik yang melaluinya. Satuan resistor adalah ohm (Ω).
Fungsi resistor dalam suatu rangkaian elektronika adalah:
1.    Menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan suatu rangkaian elektronika.
2.    Menurunkan tegangan sesuai dengan kebutuhan suatu rangkaian elektronika.
3.    Pembagi tegangan.
4.    Bekerjasama dengan transistor dan kapasitor dalam suatu rangkaian elektronika untuk membangkitkan frekuensi rendah atau tinggi.
Jenis resistor dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu resistor tetap dan resistor variabel. Resistor tetap adalah resistor yang nilai resistansinya tidak dapat diubah-ubah. Sedangkan resistor variabel adalah resistor yang nilai resistansinya bisa diubah-ubah sesuai keinginan. Sebagai contoh adalah potensio dan trimpot. Selain itu ada juga resistor yang perubahan nilai resistansinya tergantung pada kuat atau lemah cahaya di sekitarnya seperti LDR (Light Dependent Resistor). Berbeda dengan LDR, jenis resistor yang satu ini perubahann nilainya tergantung pada kuat suhu di sekitarnya seperti PTC (Positive Temperatur Coofisien) dan NTC (Negative Temperatur Coofisien).
2.        Kapasitor
Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan arus listrik dalam bentuk muatan. Selain itu, kapasitor juga dapat digunakan sebagai penyaring frekuensi. Kapasitas untuk menyimpan kemampuan kapasitor dalam muatan listrik disebut farad (F) sedangkan simbol dari kapasitor adalah C (kapasitor).  Sebuah kapasitor pada dasarnya terbuat dari dua buah lempengan logam yang saling sejajar satu sama lain dan di antara kedua logam tersebut terdapat bahan isolator yang sering disebut dielektrik.
Bahan dielektrik tersebut dapat mempengaruhi nilai dari kapasitansi kapasitor tersebut. Adapun bahan dielektrik yang paling sering dipakai adalah keramik, kertas, udara, metal, film, dan lain-lain. Kapasitor sering juga disebut sebagai kondensator. Kapasitor memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran, tergantung dari kapasitas, tegangan kerja, dan lain sebagainya.
Fungsi kapasitor pada rangkaian elektronika biasanya adalah sebagai berikut:
1.    Kapasitor sebagai kopling, dilihat dari sifat dasar kapasitor yaitu dapat dilalui arus AC dan tidak dapat dilalui arus DC dapat dimanfaatkan untuk memisahkan dua buah rangkaian yang saling tidak berhubungan secara DC tetapi masih berhubungan secara AC (signal), artinya sebuah kapasitor berfungsi sebagai kopling atau penghubng antara 2 rangkaian yang berbeda.
2.    Kapasitor berfungsi sebagai filter pada sebuah rangkaian power supply
3.    Kapasitor sebagai penggeser fasa.
4.    Kapasitor sebagai pembangkit frekuensi pada rangkaian osilator.
5.    Kapasitor digunakan untuk mencegah percikan bunga api pada sebuah saklar.

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1. Alat dan Bahan
III.1.1. Alat beserta fungsinya
1.    Papan Rangkaian
Papan rangkaian berguna untuk meletakkan resistor dan kapasitor.



2.    Multimeter
Multimeter berguna untuk mengukur arus, tegangan, dan hambatan listrik.

3.    Catu Daya
Catu daya berguna untuk memberikan tegangan.



4.    Kabel Jumper
Kabel jumper berguna untuk menyambung antar komponen pada rangkaian listrik.


III.1.2. Bahan beserta fungsinya
1.        Resistor


 
                        Resistor berguna untuk menahan arus listrik.

2.        Kapasitor
Kapasitor berguna untuk menyimpan arus listrik.

III.2. Prosedur Kerja
III.2.1. Resistansi Resistor
1.        Menyediakan beberapa resistor dengan kode warna yang berbeda-beda.
2.        Menentukan nilai resistansi dengan mengamati kode warna pada resistor pertama dan mencatatnya ke dalam tabel data.
3.        Mengulangi prosedur 2 untuk resistor-resistor yang lain.
4.        Kemudian memasang kabel penjepit pada multimeter dengan kabel warna merah pada kutub positif dan kabel warna hitam pada kutub negatif.
5.        Mengkalibrasikan multimeter sebelum mengukur resistansi.
6.        Menghubungkan kabel positif dan negatif multimeter pada kedua kaki resistor pertama.
7.        Mengukur nilai resistansi dengan melihat jarum multimeter dan dikalikan dengan nilai yang ditunjukkan saklar selektor putar dan mencatatnya ke dalam tabel data.
8.        Mengulangi prosedur 6 dan 7 untuk resistor-resistor yang lain.
III.2.2. Arus dan Tegangan Resistor
1.        Mengukur nilai keluaran dari catu daya dengan menggunakan multimeter.
2.        Mengambil resistor sebanyak dua buah.
3.        Mengukur I dan ε untuk masing-masing resistor yang disambungkan dengan catu daya dan multimeter.
4.        Mencatat data yang diperoleh dari pengukuran yang telah dilakukan.
III.2.3. Pengisian Muatan Kapasitor
1.        Menyediakan catu daya, dua buah multimeter, dua buah kapasitor 47 µF dan resistor dengan warna coklat, hitam, merah, dan emas.
2.        Mengkalibrasikan dua buah multimeter sebelum percobaan.
3.        Merangkai alat dan bahan sesuai dengan gambar rangkaian pengisian muatan kapasitor, seperti gambar berikut :



4.        Menghubungkan semua alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan, sebagai berikut :



5.        Mengukur besar arus dan tegangan yang dihasilkan.
6.        Mencatat semua data hasil pengukuran.
III.2.4. Pengosongan Muatan Kapasitor
1.        Menyediakan catu daya, dua buah multimeter, dua buah kapasitor 47 µF dan resistor dengan warna coklat, hitam, merah, dan emas.
2.        Mengkalibrasikan dua buah multimeter sebelum percobaan.
3.        Merangkai alat dan bahan sesuai dengan gambar rangkaian pengisian muatan kapasitor, seperti gambar berikut :


 




4.        Menghubungkan semua alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan, sebagai berikut :



5.        Mengukur besar arus dan tegangan yang dihasilkan.
6.        Mencatat semua data hasil pengukuran.



7.                   
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil
IV.1.1. Tabel Data
A.      Resistor
No.
Kode Warna
Resistansi Pengamatan Kode Warna (Ω)
Resistansi Pengukuran Multimeter (Ω)
1.
Coklat, Merah, Coklat, Emas
120 ± 5%
160
2.
Biru, Abu-abu, Kuning, Emas
68 x 104 ± 5%
300 x 103
3.
Coklat, Hijau, Coklat, Emas
150 ± 5%
200
4.
Coklat, Merah, Merah, Emas
1200 ± 5%
1500
5.
Coklat, Hitam, Merah, Emas
1000 ± 5%
1100
6.
Merah, Hitam, Coklat, Emas
200 ± 5%
260
7.
Kuning, Ungu, Coklat, Emas
470 ± 5%
550



B.       Arus dan Tegangan
No
Kode Warna
Resistansi Pengamatan (Ω)
Ɛ (V)
Ampere (I)
Volt (V)
Watt (P)


1.
Coklat, Hitam, Merah, Emas
1000 ± 5%
12
25 x 10-3
12,5
0,3125

2.
Coklat, Hitam, Merah, Emas
1000 ± 5%
12
3.75 x 10-3
13
0,04875


C.       Pengisian Muatan Kapasitor
No
Kode Warna
Resistansi Pengamatan (Ω)
Vin (V)
Vout (V)
Iin (A)
Iout (A)
1
Coklat, Hitam, Merah, Emas
1000 ± 5%
0
12,5
25 x 10-3
0

D.      Pengosongan Muatan Kapasitor
No
Kode Warna
Resistansi Pengamatan(Ω)
Vin (V)
VOut(V)
AIn(A)
AOut (A)
1
Coklat, Hitam, Merah, Emas
1000 ± 5%
13
0
0
3.75 x 10-3

IV.1.2. Pengolahan Data
A.      Resistor
1.        R1 = (120 ± 5%) Ω
• Toleransi                                    = 5/100 x 120 = 6 Ω
• Nilai resistansi minimal              = 120 – 6         = 114 Ω
       • Nilai resistansi maksimal           = 120 + 6         = 126 Ω
2.        R2 = (68 x 104 ± 5%) Ω
• Toleransi                                    = 5/100 x 68 x 104       =  34 x 103
• Nilai resistansi minimal              = 68 x 104  – 34 x 103  =  64,6 x 104
       • Nilai resistansi maksimal           = 68 x 104  + 34 x 103 =  71,4 x 104
3.        R3 = (150 ± 5%) Ω
• Toleransi                                    = 5/100 x 150             =  7,5 Ω
• Nilai resistansi minimal              = 150  – 7,5                 =  142,5 Ω
       • Nilai resistansi maksimal           = 150 + 7,5                  =  157,5 Ω
4.        R4 = (1200 ± 5%) Ω
• Toleransi                                    = 5/100 x 1200            =  60 Ω
• Nilai resistansi minimal              = 1200  – 60                = 1140 Ω
       • Nilai resistansi maksimal           = 1200 + 60                 = 1260 Ω
5.        R5 = (1000 ± 5%) Ω
• Toleransi                                    = 5/100 x 1000            =  50 Ω
• Nilai resistansi minimal              = 1000  – 50                =  950 Ω
• Nilai resistansi maksimal           = 1000 + 50                 =  1050 Ω
6.        R6 = (200 ± 5%) Ω
• Toleransi                                    = 5/100 x 200             =  10 Ω
• Nilai resistansi minimal              = 1000  – 10                =  990 Ω
       • Nilai resistansi maksimal           = 1000 + 10                 =  1010 Ω
7.        R7 = (470 ± 5%) Ω
• Toleransi                                    = 5/100 x 470              =  23,5 Ω
• Nilai resistansi minimal              = 470  – 23,5               =  446,5 Ω
• Nilai resistansi maksimal           = 470 + 23,5                =  493,5 Ω
B.       Daya
1.        Pengisian Muatan Kapasitor
Dik : Vout     = 12,5 V
Iin      = 25 x 10-3 A
P   = Vout  x Iin
P   = (12,5) x (25 x 10-3) = 0,3125 watt
2.    Pengosongan Muatan Kapasitor
Dik : Vin    = 13 V
Iout   = 3,75 x 10-3 A
P   = Vin x Iout
P   = (13) x (3,75 x 10-3) = 0,04875 watt
IV.2. Pembahasan
A.      Resistor
Resistor pada percobaan memiliki cincin dengan kode warna yang berbeda-beda. Untuk menentukan nilai resistansi resistor tersebut, ada dua cara yang dilakukan. Cara pertama yaitu dengan mengamati cincin warna pada resistor. Cara ini menggunakan rumus R = (A) (B) x 10(C) ± (D) di mana A, B, C, dan D masing-masing menunjukkan kode warna pada resistor. Kemudian cara kedua yaitu mengukur dengan menggunakan multimeter. Pengamatan pada cincin warna dan pengukuran dengan multimeter masing-masing memiliki nilai yang tidak terlalu jauh berbeda. Adapun nilai masing-masing resistansi resistor dengan menggunakan kode warna dan multimeter adalah :
1.        Kode Warna
R1 = (120 ± 5%) Ω                                  R5 = (1000 ± 5%) Ω
R2 = (68 x 104 ± 5%) Ω                           R6 = (200 ± 5%) Ω
R3 = (150 ± 5%) Ω                                  R7 = (470 ± 5%) Ω
R4 = (1200 ± 5%) Ω
2.        Multimeter
R1 = 160 Ω                                              R5 = 1100 Ω
R2 = 300 x 103                                      R6 = 260 Ω
R3 = 200 Ω                                               R7 = 550 Ω
R4 = 1500
Adanya perbedaan nilai dalam resistansi resistor dengan cara pertama dan kedua diakibatkan adanya toleransi yang berbeda-beda serta adanya kesalahan acak dan sistematis pada pengukuran.
B.       Arus dan Tegangan
Untuk pengukuran arus dan tegangan, dipilih resistor dengan resistansi (1000 ± 5%) Ω. Pada proses pengisian muatan, resistor tersebut memiliki arus sebesar 25 x 10-3, tegangan sebesar 12,5 watt, dan daya sebesar 0,3125 watt. Adapun pada proses pengosongan muatan, resistor memiliki arus sebesar 3.75 x 10-3 A, tegangan sebesar 13 watt, dan daya sebesar 0,04875 watt.
C.       Pengisian Muatan Kapasitor
Pada saat proses pengisian muatan pada kapasitor, jarum pada multimeter bergerak ke kanan yang menunjukkan adanya kenaikan. Kenaikan ini menyatakan peningkatan besar tegangan yang disebabkan oleh kapasitor menyimpan muatan dalam selang waktu atau periode tertentu. Karena proses penyimpanan muatan ini, maka tegangan semakin besar nilainya yang sebanding dengan jumlah muatan yang disimpan oleh kapasitor. Oleh karena itu, multimeter menunjukan angka yang berubah dan semakin besar.
D.      Pengosongan Muatan Kapasitor
Pada saat proses pengosongan muatan pada kapasitor, jarum pada multimeter menunjukkan penurunan angka. Penurunan ini menyatakan nilai tegangan yang semakin kecil yang disebabkan oleh kapasitor membuang atau melepaskan muatan listrik dalam selang waktu atau periode tertentu. Karena proses pelepasan muatan ini, maka tegangan semakin kecil nilainya yang sebanding dengan jumlah muatan yang yang disimpan oleh kapasitor. Oleh karena itu, multimeter menunjukan angka yang berubah dan semakin kecil.


BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah :
1.        Untuk mengukur besaran-besaran elektronika diperlukan alat-alat ukur seperti amperemeter, voltmeter, dan multimeter. Amperemeter untuk mengukur besar arus, voltmeter untuk mengukur besar tegangan, dan multimeter untuk mengukur besar arus, tegangan, dan hambatan.
2.        Komponen listrik terbagi menjadi dua, yakni komponen aktif dan komponen pasif yang berbeda-beda fungsinya. Komponen aktif adalah komponen-komponen elektronika yang memerlukan tegangan ataupun arus listrik agar dapat bekerja. Komponen pasif adalah komponen-komponen elektronika yang tidak memerlukan tegangan ataupun arus listrik agar dapat bekerja.
3.        Pada pencatu daya, tegangan maupun arus keluaran dari pencatu daya tidak berubah-ubah sesuai keadaan tegangan masukan dan beban pada keluaran.
4.        Kapasitor menyimpan muatan pada saat pengisian muatan. Multimeter menunjukkan kenaikan dari angka nol sehingga tegangan semakin besar nilainya yang sebanding dengan jumlah muatan yang disimpan oleh kapasitor. Adapun kapasitor melepaskan muatan pada saat pengosongan muatan. Multimeter menunjukkan penurunan angka sehingga tegangan semakin kecil nilainya yang sebanding dengan jumlah muatan yang disimpan oleh kapasitor.
V.2. Saran
V.2.1. Saran untuk Laboratorium
Sebaiknya alat-alat di laboratorium diperbaiki agar praktikum dapat berjalan dengan lancar.
V.2.2. Saran untuk Asisten
Diharapkan kepada asisten agar cara penjelasan mengenai praktikum kepada praktikan lebih ditingkatkan lagi, terutama dalam hal penulisan laporan.
DAFTAR PUSTAKA
Alfred. 2010. http://alfredbudiono.blogspot.com/2010/12/komponen-dan-alat-ukur-listrik.html. Diakses pada tanggal 16 November 2013 pukul 19.00 WITA.
Giancoli, Douglas C. 1998. Physics Fifth Edition. New Jersey : Prentice – Hall.
Linsley, Trevor. 2004. Instalasi Listrik Dasar Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.
Tampubolon, Andokristi. 2011. http://www.geocities.ws/nerdi/amperemeter.html. Diakses pada tanggal 16 November 2013 pukul 19.10 WITA. 
Zuhal dan Zhanggischan. 2004. Prinsip Dasar Elektroteknik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar