BAB I
PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang
Dewasa
ini, penggunaan peralatan elektronik begitu pesat. Inovasi yang beragam dari alat-alat
tersebut muncul tiada henti. Penggunaan peralatan elektronik yang begitu luas
telah mencakup ke segala aspek kehidupan manusia yang membuat segala sesuatu semakin
canggih dari segi kualitas dan semakin kecil dari segi fisik.
Elektronika
adalah ilmu yang mempelajari tentang alat-alat listrik. Elektronika merupakan cabang dari ilmu fisika. Di dalam dunia elektronika
dikenal yang namanya komponen elektronika. Komponen elektronika memiliki
karakteristik dan kegunaan yang berbeda dalam peralatan elektronik. Penggunaan
komponen elektronika seperti dioda, transistor, kapasitor, serta resistor
sering dijumpai dalam rangkaian peralatan elektronik. Komponen elektronika
terbagi menjadi dua, yaitu komponen aktif dan komponen pasif. Komponen aktif
merupakan komponen yang dapat bekerja apabila ada catu daya, sedangkan komponen
pasif merupakan komponen yang dapat bekerja tanpa adanya catu daya.
Besaran-besaran
listrik seperti kuat arus, tegangan, hambatan, daya, dan sebagainya yang
terdapat pada komponen elektronika tidak dapat secara langsung ditangkap oleh
panca indera. Oleh karena itu, diperlukan alat-alat untuk mengukur besaran
listrik tersebut, seperti amperemeter, voltmeter, ohm-meter, multimeter, dan
sebagainya.
Pada dasarnya, mengukur
adalah membandingkan suatu besaran dengan satuannya. Pemilihan alat ukur yang
digunakan harus disesuaikan dengan besaran yang hendak diukur. Simbol-simbol
yang terdapat dalam alat ukur memiliki arti masing-masing yang menjelaskan
penggunaan alat ukur. Oleh karena itu, praktikum kali ini perlu dilakukan untuk
membahas berbagai macam pengenalan dan pemakaian alat ukur tersebut serta komponen
elektronika secara mendetail.
I.2.
Ruang Lingkup
Pada
percobaan ini difokuskan pada penggunaan multimeter untuk mengukur besar arus, hambatan,
serta tegangan pada resistor, pada pengisian muatan kapasitor, dan pada pengosongan
muatan kapasitor.
I.3. Tujuan Percobaan
Tujuan
dari percobaan ini adalah :
1.
Mampu
menggunakan alat-alat ukur seperti amperemeter, voltmeter, dan multimeter untuk
mengukur besaran-besaran elektronik yang diperlukan.
2.
Mampu
menggunakan berbagai komponen listrik.
3.
Memahami
dan mengerti cara mengukur pembebanan catu daya.
4.
Mengukur
waktu RC pada pengisian dan pengosongan kapasitor.
I.4.
Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan rangkaian komponen dan
alat ukur listrik ini dilaksanakan
pada hari Rabu
tanggal 13 November 2013, pada pukul 13.00 -
15.00 WITA.
Percobaan ini berlangsung di laboratorium Elektronika dan Instrumentasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin,
Makassar.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Alat
Ukur
Dalam disiplin
ilmu elektronika ada berbagai macam besaran dan satuan yang digunakan. Besaran
dan satuan tersebut dapat diukur dengan menggunakan berbagai macam alat ukur
elektronika, yaitu :
1.
Amperemeter
Amperemeter adalah alat untuk mengukur kuat arus listrik. Bagian terpenting
dari amperemeter adalah galvanometer. Galvanometer bekerja dengan prinsip gaya
antara medan magnet dan kumparan berarus. Galvanometer dapat digunakan langsung
untuk mengukur kuat arus searah yang kecil. Semakin besar arus yang melewati
kumparan semakin besar simpangan pada galvanometer. Amperemeter terdiri dari
galvanometer yang dihubungkan paralel dengan resistor yang mempunyai hambatan
rendah. Tujuannya adalah untuk menaikan batas ukur amperemeter. Hasil
pengukuran akan dapat terbaca pada skala yang ada pada amperemeter.

Gambar 2.1. Amperemeter
2.
Voltmeter
Voltmeter adalah
alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial listrik. Voltmeter biasanya disusun secara paralel (sejajar)
dengan sumber tegangan atau peralataan listrik. Alat ini terdiri
dari tiga buah lempengan tembaga yang terpasang pada sebuah bakelite yang
dirangkai dalam sebuah tabung kaca atau plastik. Lempengan luar berperan
sebagai anoda sedangkan yang di tengah sebagai katoda. Umumnya tabung tersebut
berukuran 15 x 10 cm (tinggi x diameter). Cara memasang
voltmeter adalah dengan menghubungkan ujung sumber tegangan yang memiliki
potensial lebih tinggi (kutub positif)
ke terminal positif voltmeter dan ujung sumber tegangan yang memiliki potensial lebih
rendah (kutub negatif) dihubungkan ke terminal
negatif voltmeter.

Gambar 2.2. Voltmeter analog (dengan
jarum)
3.
Ohmmeter
Ohmmeter adalah alat
pengukur hambatan listrik, yaitu daya
untuk menahan aliran arus listrik dalam suatu konduktor. Besarnya
satuan hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm. Ohmmeter
menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat pada
suatu hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm.
Desain asli dari ohmmeter menyediakan baterai kecil
untuk menahan arus listrik. Ini menggunakan galvanometer untuk
mengukur arus listrik melalui hambatan. Skala dari galvanometer ditandai pada
ohm, karena voltase tetap dari baterai memastikan bahwa jika hambatan menurun
maka arus akan meningkat.
Tipe yang lebih akurat dari ohmmeter memiliki sirkuit
elektronik yang melewati arus konstant (I) melalui hambatan, dan sirkuit
lainnya yang mengukur voltase (V) melalui hambatan. Menurut persamaan berikut,
yang berasal dari hukum Ohm, nilai dari hambatan (R) dapat ditulis dengan:
![]() |
.....
(1)
di mana V menyatakan potensial listrik (voltase atau tegangan)
dan I menyatakan besarnya arus listrik yang mengalir.

Gambar 2.3. Ohmmeter
4.
Multimeter
Multimeter adalah suatu
alat yang dipakai untuk menguji atau mengukur komponen. Multimeter disebut juga
avometer yang dapat dipakai untuk mengukur arus, hambatan, dan tegangan. Umumnya sebuah
multimeter elektronik mengandung elemen-elemen berikut :
1.
Penguat DC jembatan setimbang (balanced bridge DC amplifier) dan alat pencatat.
2.
Pelemah masukan atau saklar rangkuman (range), guna membatasi tegangan masukkan
pada nilai yang diinginkan.
3.
Rangkaian penyearah, untuk mengubah tegangan
masukkan AC ke DC yang sebanding.
4.
Baterai internal dan rangkaian tambahan, guna
melengkapi kemampuan pengukuran tahanan.
5.
Saklar fungsi, untuk memilih berbagai fungsi
pengukuran dari instrumen tersebut.
Ada dua kategori multimeter, yaitu multimeter
digital atau DMM (digital multimeter,
untuk yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya) dan multimeter analog. Adapun
cara menggunakan multimeter ialah sebagai berikut:
a.
Jika saklar menunjuk pada ohm meter
dapat digunakan mengukur transistor, tahanan, potensiometer, VR (Variabel Resistor), kondensator, LS, kumparan,
MF dan trafo, mengukur kabel, dan sebagainya.
b.
Jika saklar menunjuk pada DC volt (dcv)
dapat digunakan mengukur arus dalam suatu rangkaian (arus searah) dan menguji aki
atau baterai.
c.
Jika saklar menunjuk pada AC Volt (acv)
dapat dipakai untuk mengukur kuat tegangan AC, ada dan tidaknya arus listrik.
d.
Jika saklar menunjuk pada DC ampere
dapat dipakai untuk mengukur berapa banyak arus pada accu maupun baterai atau
catu daya (adaptor).
B. Komponen
Pasif
Dalam elektronika
terdapat dua tipe komponen, yaitu komponen aktif dan komponen pasif. Komponen
aktif adalah komponen-komponen elektronika yang memerlukan tegangan ataupun
arus listrik agar dapat bekerja. Komponen pasif adalah komponen-komponen
elektronika yang tidak memerlukan tegangan ataupun arus listrik agar dapat
bekerja. Beberapa contoh komponen aktif adalah transistor dan rangkaian
terpadu. Adapun beberapa contoh komponen pasif yaitu :
1.
Resistor
Resistor
adalah komponen elektronika dua pin atau kaki yang didesain untuk menahan arus
listrik dengan menurunkan tegangan di antara kedua salurannya sesuai dengan
arus yang mengalirinya. Resistor dapat diumpamakan dengan sebuah papan yang
digunakan untuk menahan aliran air yang deras di parit kecil. Dengan adanya
tahanan papan ini, maka arus air menjadi terhambat alirannya. Makin besar papan
yang digunakan untuk menahan air parit, makin kecil air yang mengalir. Begitu
pula peran resistor dalam elektronika. Makin besar resistansi (nilai tahanan), maka
makin kecil arus dan tegangan listrik yang melaluinya. Satuan resistor adalah
ohm (Ω).
Fungsi
resistor dalam suatu rangkaian elektronika adalah:
1.
Menahan sebagian arus listrik agar
sesuai dengan kebutuhan suatu rangkaian elektronika.
2.
Menurunkan tegangan sesuai dengan
kebutuhan suatu rangkaian elektronika.
3. Pembagi tegangan.
4.
Bekerjasama dengan transistor dan
kapasitor dalam suatu rangkaian elektronika untuk membangkitkan frekuensi
rendah atau tinggi.
Jenis resistor dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu resistor tetap dan resistor variabel. Resistor tetap
adalah resistor yang nilai resistansinya tidak dapat diubah-ubah. Sedangkan
resistor variabel adalah resistor yang nilai resistansinya bisa diubah-ubah
sesuai keinginan. Sebagai contoh adalah potensio dan trimpot. Selain itu ada
juga resistor yang perubahan nilai resistansinya tergantung pada kuat atau
lemah cahaya di sekitarnya seperti LDR (Light Dependent Resistor). Berbeda
dengan LDR, jenis resistor yang satu ini perubahann nilainya tergantung pada
kuat suhu di sekitarnya seperti PTC (Positive Temperatur Coofisien) dan NTC
(Negative Temperatur Coofisien).
2.
Kapasitor
Kapasitor adalah suatu
komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan arus listrik dalam bentuk
muatan. Selain itu, kapasitor juga dapat digunakan sebagai penyaring frekuensi.
Kapasitas untuk menyimpan kemampuan kapasitor dalam muatan listrik disebut farad
(F) sedangkan simbol dari kapasitor adalah C (kapasitor). Sebuah kapasitor pada dasarnya terbuat dari
dua buah lempengan logam yang saling sejajar satu sama lain dan di antara
kedua logam tersebut terdapat bahan isolator yang sering disebut dielektrik.
Bahan
dielektrik tersebut dapat mempengaruhi nilai dari kapasitansi kapasitor tersebut.
Adapun bahan dielektrik yang paling sering dipakai adalah keramik, kertas,
udara, metal, film, dan lain-lain. Kapasitor sering juga disebut sebagai
kondensator. Kapasitor memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran, tergantung
dari kapasitas, tegangan kerja, dan lain sebagainya.
Fungsi
kapasitor pada rangkaian elektronika biasanya adalah sebagai berikut:
1. Kapasitor sebagai kopling, dilihat dari sifat dasar kapasitor
yaitu dapat dilalui arus AC dan tidak dapat dilalui arus DC dapat dimanfaatkan
untuk memisahkan dua buah rangkaian yang saling tidak berhubungan secara DC
tetapi masih berhubungan secara AC (signal), artinya sebuah kapasitor berfungsi
sebagai kopling atau penghubng antara 2 rangkaian yang berbeda.
2. Kapasitor berfungsi sebagai filter pada sebuah rangkaian power
supply
3. Kapasitor sebagai penggeser fasa.
4. Kapasitor sebagai pembangkit frekuensi pada rangkaian osilator.
5. Kapasitor digunakan untuk mencegah percikan bunga api pada sebuah
saklar.
BAB III
METODOLOGI
PERCOBAAN
III.1.
Alat dan Bahan
III.1.1.
Alat beserta fungsinya
1.
Papan
Rangkaian

2.
Multimeter

Multimeter
berguna untuk mengukur arus, tegangan, dan hambatan listrik.

3.
Catu
Daya
Catu
daya berguna untuk memberikan tegangan.
4.
Kabel
Jumper

III.1.2.
Bahan beserta fungsinya
1.
Resistor
![]() |
Resistor berguna untuk menahan arus listrik.
2.
Kapasitor

Kapasitor
berguna untuk menyimpan arus listrik.
III.2.
Prosedur Kerja
III.2.1.
Resistansi Resistor
1.
Menyediakan beberapa resistor
dengan kode warna yang berbeda-beda.
2.
Menentukan nilai
resistansi dengan mengamati kode warna pada resistor pertama dan mencatatnya ke
dalam tabel data.
3.
Mengulangi prosedur 2
untuk resistor-resistor yang lain.
4.
Kemudian memasang kabel
penjepit pada multimeter dengan kabel warna merah pada kutub positif dan kabel
warna hitam pada kutub negatif.
5.
Mengkalibrasikan
multimeter sebelum mengukur resistansi.
6.
Menghubungkan kabel
positif dan negatif multimeter pada kedua kaki resistor pertama.
7.
Mengukur nilai resistansi
dengan melihat jarum multimeter dan dikalikan dengan nilai yang ditunjukkan
saklar selektor putar dan mencatatnya ke dalam tabel data.
8.
Mengulangi prosedur 6 dan
7 untuk resistor-resistor yang lain.
III.2.2. Arus dan Tegangan Resistor
1.
Mengukur nilai keluaran
dari catu daya dengan menggunakan multimeter.
2.
Mengambil resistor
sebanyak dua buah.
3.
Mengukur I dan ε untuk
masing-masing resistor yang disambungkan dengan catu daya dan multimeter.
4.
Mencatat data yang
diperoleh dari pengukuran yang telah dilakukan.
III.2.3.
Pengisian Muatan Kapasitor
1.
Menyediakan catu daya,
dua buah multimeter, dua buah kapasitor 47 µF dan resistor dengan warna coklat,
hitam, merah, dan emas.
2.
Mengkalibrasikan dua
buah multimeter sebelum percobaan.
3.
Merangkai alat
dan bahan sesuai dengan gambar rangkaian pengisian muatan kapasitor, seperti
gambar berikut :

4.
Menghubungkan
semua alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan, sebagai berikut :

5.
Mengukur besar arus dan
tegangan yang dihasilkan.
6.
Mencatat semua data
hasil pengukuran.
III.2.4.
Pengosongan Muatan Kapasitor
1.
Menyediakan catu daya,
dua buah multimeter, dua buah kapasitor 47 µF dan resistor dengan warna coklat,
hitam, merah, dan emas.
2.
Mengkalibrasikan dua
buah multimeter sebelum percobaan.
3.
Merangkai alat dan
bahan sesuai dengan gambar rangkaian pengisian muatan kapasitor, seperti gambar
berikut :
![]() |
4.
Menghubungkan semua
alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan, sebagai berikut :

5.
Mengukur besar arus dan
tegangan yang dihasilkan.
6.
Mencatat semua data
hasil pengukuran.
7.
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
IV.1.
Hasil
IV.1.1. Tabel
Data
A.
Resistor
No.
|
Kode Warna
|
Resistansi Pengamatan Kode Warna (Ω)
|
Resistansi
Pengukuran Multimeter (Ω)
|
1.
|
Coklat,
Merah, Coklat, Emas
|
120 ± 5%
|
160
|
2.
|
Biru,
Abu-abu, Kuning, Emas
|
68 x 104 ± 5%
|
300
x 103
|
3.
|
Coklat,
Hijau, Coklat, Emas
|
150 ± 5%
|
200
|
4.
|
Coklat,
Merah, Merah, Emas
|
1200 ± 5%
|
1500
|
5.
|
Coklat,
Hitam, Merah, Emas
|
1000 ± 5%
|
1100
|
6.
|
Merah,
Hitam, Coklat, Emas
|
200 ± 5%
|
260
|
7.
|
Kuning,
Ungu, Coklat, Emas
|
470 ± 5%
|
550
|
B.
Arus
dan Tegangan
No
|
Kode Warna
|
Resistansi Pengamatan (Ω)
|
Ɛ (V)
|
Ampere (I)
|
Volt (V)
|
Watt (P)
|
|
1.
|
Coklat, Hitam, Merah, Emas
|
1000 ± 5%
|
12
|
25 x 10-3
|
12,5
|
0,3125
|
|
2.
|
Coklat, Hitam, Merah, Emas
|
1000 ± 5%
|
12
|
3.75 x 10-3
|
13
|
0,04875
|
C.
Pengisian
Muatan Kapasitor
No
|
Kode Warna
|
Resistansi Pengamatan (Ω)
|
Vin (V)
|
Vout (V)
|
Iin (A)
|
Iout (A)
|
1
|
Coklat, Hitam, Merah, Emas
|
1000 ± 5%
|
0
|
12,5
|
25 x 10-3
|
0
|
D.
Pengosongan
Muatan Kapasitor
No
|
Kode Warna
|
Resistansi Pengamatan(Ω)
|
Vin (V)
|
VOut(V)
|
AIn(A)
|
AOut (A)
|
1
|
Coklat, Hitam, Merah, Emas
|
1000 ± 5%
|
13
|
0
|
0
|
3.75 x 10-3
|
IV.1.2. Pengolahan Data
A. Resistor
1.
R1 = (120 ±
5%) Ω
• Toleransi = 5/100 x 120 = 6 Ω
• Nilai resistansi minimal =
120 – 6 = 114 Ω
• Nilai resistansi maksimal =
120 + 6 = 126 Ω
2.
R2 = (68 x
104 ± 5%) Ω
• Toleransi = 5/100 x 68 x 104 = 34
x 103 Ω
• Nilai resistansi minimal = 68 x 104 – 34 x 103 = 64,6 x 104 Ω
• Nilai resistansi maksimal =
68 x 104 + 34 x 103 = 71,4 x
104 Ω
3.
R3 = (150 ±
5%) Ω
• Toleransi = 5/100 x 150 = 7,5 Ω
• Nilai resistansi minimal = 150 – 7,5 = 142,5 Ω
• Nilai resistansi maksimal =
150 + 7,5 = 157,5 Ω
4.
R4 = (1200 ±
5%) Ω
• Toleransi = 5/100 x 1200 =
60 Ω
• Nilai resistansi minimal = 1200 – 60 =
1140 Ω
• Nilai resistansi maksimal =
1200 + 60 = 1260 Ω
5.
R5 = (1000 ±
5%) Ω
• Toleransi = 5/100 x 1000 =
50 Ω
• Nilai resistansi minimal = 1000 – 50 = 950 Ω
• Nilai resistansi
maksimal = 1000 + 50 = 1050 Ω
6.
R6 = (200 ±
5%) Ω
• Toleransi = 5/100 x 200 = 10 Ω
• Nilai resistansi minimal = 1000 – 10 = 990 Ω
• Nilai resistansi maksimal =
1000 + 10 = 1010 Ω
7.
R7 = (470 ±
5%) Ω
• Toleransi = 5/100 x 470 =
23,5 Ω
• Nilai resistansi minimal = 470 – 23,5 = 446,5 Ω
• Nilai resistansi maksimal = 470 + 23,5 = 493,5 Ω
B.
Daya
1.
Pengisian Muatan Kapasitor
Dik : Vout = 12,5 V
Iin = 25 x 10-3
A
P
=
Vout x Iin
P = (12,5) x (25 x 10-3)
= 0,3125 watt
2. Pengosongan Muatan Kapasitor
Dik : Vin = 13 V
Iout = 3,75 x 10-3
A
P
=
Vin x Iout
P = (13) x (3,75 x 10-3)
= 0,04875 watt
IV.2.
Pembahasan
A. Resistor
Resistor
pada percobaan memiliki cincin dengan kode warna yang berbeda-beda. Untuk menentukan
nilai resistansi resistor tersebut, ada dua cara yang dilakukan. Cara pertama yaitu
dengan mengamati cincin warna pada resistor. Cara ini menggunakan rumus R = (A)
(B) x 10(C) ± (D) di mana A, B, C, dan D masing-masing menunjukkan
kode warna pada resistor. Kemudian cara kedua yaitu mengukur dengan menggunakan
multimeter. Pengamatan pada cincin warna dan pengukuran dengan multimeter masing-masing
memiliki nilai yang tidak terlalu jauh berbeda. Adapun nilai masing-masing
resistansi resistor dengan menggunakan kode warna dan multimeter adalah :
1.
Kode Warna
R1 = (120
± 5%) Ω R5
= (1000 ± 5%) Ω
R2 = (68
x 104 ± 5%) Ω R6
= (200 ± 5%) Ω
R3 =
(150 ± 5%) Ω R7
= (470 ± 5%) Ω
R4 = (1200 ± 5%) Ω
2.
Multimeter
R1
= 160 Ω R5
= 1100 Ω
R2 = 300 x 103
Ω R6 = 260 Ω
R3 = 200 Ω R7
= 550 Ω
R4 = 1500 Ω
Adanya
perbedaan nilai dalam resistansi resistor dengan cara pertama dan kedua
diakibatkan adanya toleransi yang berbeda-beda serta adanya kesalahan acak dan
sistematis pada pengukuran.
B. Arus
dan Tegangan
Untuk
pengukuran arus dan tegangan, dipilih resistor dengan resistansi (1000 ± 5%) Ω.
Pada proses pengisian muatan, resistor tersebut memiliki arus sebesar 25 x 10-3,
tegangan sebesar 12,5 watt, dan daya sebesar 0,3125
watt. Adapun pada proses pengosongan muatan, resistor memiliki arus sebesar 3.75 x 10-3
A, tegangan sebesar 13 watt, dan daya sebesar 0,04875 watt.
C. Pengisian
Muatan Kapasitor
Pada
saat proses pengisian muatan pada kapasitor, jarum pada multimeter bergerak ke
kanan yang menunjukkan adanya kenaikan. Kenaikan ini menyatakan peningkatan
besar tegangan yang disebabkan oleh kapasitor menyimpan muatan dalam selang
waktu atau periode tertentu. Karena proses penyimpanan muatan ini, maka
tegangan semakin besar nilainya yang sebanding dengan jumlah muatan yang
disimpan oleh kapasitor. Oleh karena itu, multimeter menunjukan angka yang
berubah dan semakin besar.
D. Pengosongan
Muatan Kapasitor
Pada saat proses
pengosongan muatan pada kapasitor, jarum pada multimeter menunjukkan penurunan
angka. Penurunan ini menyatakan nilai tegangan yang semakin kecil yang
disebabkan oleh kapasitor membuang atau melepaskan muatan listrik dalam selang
waktu atau periode tertentu. Karena proses pelepasan muatan ini, maka tegangan
semakin kecil nilainya yang sebanding dengan jumlah muatan yang yang disimpan
oleh kapasitor. Oleh karena itu, multimeter menunjukan angka yang berubah dan
semakin kecil.
BAB
V
PENUTUP
V.1.
Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan
ini adalah :
1.
Untuk mengukur besaran-besaran elektronika
diperlukan alat-alat ukur seperti amperemeter, voltmeter, dan multimeter.
Amperemeter untuk mengukur besar arus, voltmeter untuk mengukur besar tegangan,
dan multimeter untuk mengukur besar arus, tegangan, dan hambatan.
2.
Komponen listrik
terbagi menjadi dua, yakni komponen aktif dan komponen pasif yang berbeda-beda
fungsinya. Komponen aktif adalah komponen-komponen
elektronika yang memerlukan tegangan ataupun arus listrik agar dapat bekerja.
Komponen pasif adalah komponen-komponen elektronika yang tidak memerlukan
tegangan ataupun arus listrik agar dapat bekerja.
3.
Pada pencatu daya,
tegangan maupun arus keluaran dari pencatu daya tidak berubah-ubah sesuai
keadaan tegangan masukan dan beban pada keluaran.
4.
Kapasitor menyimpan
muatan pada saat pengisian muatan. Multimeter menunjukkan kenaikan dari angka
nol sehingga tegangan semakin besar nilainya yang sebanding dengan jumlah
muatan yang disimpan oleh kapasitor. Adapun kapasitor melepaskan muatan pada
saat pengosongan muatan. Multimeter menunjukkan penurunan angka sehingga tegangan
semakin kecil nilainya yang sebanding dengan jumlah muatan yang disimpan oleh kapasitor.
V.2.
Saran
V.2.1.
Saran untuk Laboratorium
Sebaiknya
alat-alat di laboratorium diperbaiki agar praktikum dapat berjalan dengan
lancar.
V.2.2.
Saran untuk Asisten
Diharapkan
kepada asisten agar cara penjelasan mengenai praktikum kepada praktikan lebih
ditingkatkan lagi, terutama dalam hal penulisan laporan.
DAFTAR PUSTAKA
Alfred. 2010. http://alfredbudiono.blogspot.com/2010/12/komponen-dan-alat-ukur-listrik.html.
Diakses pada tanggal 16 November 2013 pukul 19.00 WITA.
Giancoli,
Douglas C. 1998. Physics Fifth Edition.
New Jersey : Prentice – Hall.
Linsley,
Trevor. 2004. Instalasi Listrik Dasar
Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.
Tampubolon,
Andokristi. 2011. http://www.geocities.ws/nerdi/amperemeter.html.
Diakses pada tanggal 16 November 2013 pukul 19.10 WITA.
Zuhal
dan Zhanggischan. 2004. Prinsip Dasar
Elektroteknik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar