LAPORAN
PRAKTIKUM
ELEKTRONIKA
FISIS DASAR I
PERCOBAAN II
RANGKAIAN ARUS SEARAH
NAMA : MONALISA TANDILAYUK
NIM :
H21112009
KELOMPOK : V (LIMA)
HARI/TGL
PERCOBAAN : RABU/30 OKTOBER 2013
ASISTEN : HENDRIK

LABORATORIUM
ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTAL
JURUSAN
FISIKA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Arus listrik searah adalah arus
listrik yang nilainya hanya positif atau hanya negatif saja (tidak berubah dari
positif ke negatif atau sebaliknya). Arus listrik searah dikenal dengan
singkatan DC (Direct Current). Sesuai dengan namanya, listrik arus searah ini
mengalir ke satu jurusan saja dalam kawat penghantar, yaitu dari kutub positif
(+) ke kutub negatif (-). Penerapan arus
listrik searah dapat dilihat di dalam rangkaian seri dan rangkaian paralel.
Selain itu, dalam penerapan Hukum Kirchoff pada suatu rangkaian juga terdapat
arus listrik searah.
Seperti
dalam banyak kejadian, kesulitan utama yang dihadapi dalam menerapkan hukum Kirchoff
terletak pada penentuan tanda-tanda aljabar, bukan dalam memahami segi-segi
fisiknya yang sebenarnya sangat elementer. Dalam rangkaian yang rumit, apabila
banyak tersangkut besaran yang tak diketahui, kadang-kadang sukar untuk
mengetahui cara merumuskan persamaan yang berdiri sendiri dalam jumlah yang
cukup untuk menentukan besaran-besaran yang tidak diketahui itu. Selain itu,
menghubungkan antara hasil dari teori dan praktek juga sering menjadi sebuah
masalah yang agak rumit untuk dissuaikan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan
kesulitan tersebut menjadi sebuah kemudahan, maka dirasa perlu melakukan praktikum rangkaian
arus searah ini.
I.2 Ruang lingkup
Praktikum ini mengenai rangkaian
arus searah, dimana ruang lingkupnya meliputi pengukuran hambatan pada beberapa
resistor, beda potensial dalam rangkaian listrik, kuat arus pada rangkaian yang
berdasarkan penerapan Hukum Arus Kirchoff (HAK), kuat arus dan tegangan pada
rangkaian seri,rangkaian paralel,dan
rangkaian thevenin serta pengukuran kuat arus pada rangkaian kapasitor.
I.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini yaitu :
1.
Mengukur beda potensial pada rangkaian
listrik
2.
Menerapkan hokum Kirchof pada rangkaian
listrik
3.
Menganalisa rangkaian seri dan parallel
4.
Membuat dan menganalisis rangkaian Thevenin
I.3
Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan ini dilakukan pada hari Rabu 30 Oktober 2013
pada pukul 13.00-15.30 WITA di Laboratorium
Instrumentasi, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Hasanuddin Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Rangkaian Arus Searah
Rangkaian arus searah adalah aliran listrik atau
elektron dari titik yang memiliki aliran berpotensi tinggi ke area yang
memiliki titik yang memiliki aliran berpotensi rendah. Di dalam kawat
penghantar, biasanya terdapat aliran elektron yang memiliki jumlah yang sangat
besar. Dan aliran elektron inilah yang bisa menghasilkan arus listrik.
Untuk sumber daya tegangan atau listrik itu sendiri,
DC atau rangkaian arus searah menggunakan sumber seperti baterai atau aki,
panel surya yang saat ini sudah mulai di populerkan hingga beberapa sumber daya
lain yang berfungsi mengalirkan arus searah. Biasanya pula arus listrik searah
mengalir pada bahan-bahan konduktor. Namun tidak menutup kemungkinan pula jika
arus listrik searah juga akan mengalir di bahan semi konduktor, isolator dan
juga di area ruang hampa udara.
Pada awalnya Rangkaian Arus Searah ini mengajarkan
dan menampilkan bagaimana sistem kerja arus listrik searah ini yang
menghubungkan antara ujung positif ke negatif. Dan sistem sederhananya adalah
aliran listrik tersebut mengalir dari ujung atau sumbu positif sumber arus ke
arah ujung atau sumbu negatif area tersebut. Namun pada akhirnya ditemukan
sebuah pengamatan baru yang menyatakan kebalikannya. Arus searah tersebut
mengalir dari ujung sumbu yang negatif ke arah ujung yang positif. Dan dalam
proses aliran tersebut, terdapat beberapa area lubang yang membuat kesimpulan
bahwa arus listrik tersebut mengalir dari positif ke negatif akibat hadirnya
lubang energi di aliran arus searah ini. Untuk mendapatkan arus searah yang
terus menerus, tentu aliran arus atau listrik positif yang berada di area
berpotensi rendah harus dibawa ke area yang berpotensi tinggi untuk mewujudkan
aliran arus searah berkesinambungan. Dan tentunya dibutuhkan beberapa komponen
yang bisa menghasilkan gaya gerak listrik tersebut.
Elemen pada rangkaian DC meliputi: i) baterai ii)
hambatan dan iii) kawat penghantarBaterai menghasilkan e.m.f untuk menggerakkan
elektron yang akhirnya menghasilkanaliran listrik. Sebutan “rangkaian” sangat
cocok digunakan karena dalam hal ini harusterjadi suatu lintasan elektron
secara lengkap – meninggalkan kutub negatif dan kembalike kutub positif.
Hambatan kawat penghantar sedemikian kecilnya sehingga dalamprakteknya harganya
dapat diabaikan. Bentuk hambatan (resistor) di pasaran sangat bervariasi,
berharga mulai 0,1 Ωsammpai 10 MΩ atau lebih besar lagi. Resistor standar untuk
toleransi ± 10 % biasanyabernilai resistansi kelipatan 10 atau 0,1 dari:10 12
15 18 22 27 33 39 47 56 68 82 Sebuah rangkaian yang sangat sederhana terdiri
atas sebuah baterai dengansebuah resistor ditunjukkan pada gambar 2.1-a.
Perhatikan bagaimana kedua elementersebut digambarkan dan bagaimana menunjukkan
arah arus (dari kutub positifmelewati resistor menuju kutub negatif). Rangkaian
Arus Searah (DC)

Gambar
2.1 Rangkaian arus searah : a) Pemasangan komponen dan arah arus dan b)
Penambahan komponen saklar dan hambatan dalam.
2.Resistor
Resistor merupakan komponen elektronika yang berfungsi
untuk menghambat aliran arus listrik. Resistor dibuat dengan ukuran badan yang
mencerminkan kemampuan terhadap daya lesap yang diterimanya jika dialiri
listrik yang disebut dengan kemampuan daya listrik. Daya ini akan menaikkan
suhu resistor, dan jika melebihi kemampuan daya yang ditentukan, dapat menyebabkan kerusakan yang
permanen. Adapun simbol resistor atau tahanan listrik sebagai berikut :
Gambar1. Simbol resistor
Berikut adalah data
warna, angka, dan toleransi pada resistor.
WARNA
|
ANGKA
|
TOLERANSI
|
Hitam
|
0
|
|
Cokelat
|
1
|
±1%
|
Merah
|
2
|
±2%
|
Jingga
|
3
|
|
Kuning
|
4
|
|
Hijau
|
5
|
|
Biru
|
6
|
|
Ungu
|
7
|
|
Abu-Abu
|
8
|
|
Putih
|
9
|
|
Emas
|
-
|
±5%
|
Perak
|
-
|
±15%
|
Tanpa
Warna
|
-
|
±20%
|
Resistor
yang banyak digunakan dibuat dari karbon yang dinamakan resistor film karbon.
Resistor karbon menggunakan cincin sandi warna yang dicatkan pada resistor
untuk menunjukan nilai hambatan. Nilai hambatan
dibaca dengan menggunakan rumus: R = (A) (B) x 10(C) ± (D) ohm. Sebagai
contoh, resistor dengan warna: kuning, ungu, merah, dan emas. Jadi, resistor
tersebut mempunyai nilai hambatan sebesar: R = 47 x 102 ± 5 % = 4700 Ω ± 5 % =
4,7 KΩ ± 5 %.
Jika kita
memakai perbedaan potensial yang sama di antara ujung-ujung tembaga yang
mempunyai geometri yang serupa, maka dihasilkan arus-arus yang sangat berbeda.
Karakteristik penghantar yang menyebabkan hal ini adalah hambatan (resistance).
Hambatan dari sebuah penghantar di anatara dua titik dengan perbedaan potensial
V diantara titik-titik tersebut, dan dengan mengukur arus i, dan kemudian
melakukan pembagian:
R = V/I
Jika V dinyatakan dalam
volt dan i dinyatakan dalam ampere, maka hambatan dinyatakan dalam ohm.
Hukum
Kirchoff
Ada dua hukum yang berlaku bagi
rangkaian yang memiliki arus tetap, yakni hukum kirchoff.1. Pada setiap
rangkaian tertutup, jumlah aljabar dari beda potensialnya harus sama dengan
nol. 2. Pada setiap titik percabangan jumlah arus yang masuk melalui titik
tersebut sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik tersebut.
Hukum pertama kirchoff disebut juga
hukum simpal, karena beda potensial di antara dua titik dalam suatu rangkaian
pada keadaan tunak selalu konstan.Hukum kedua kichoff dikenal dengan hukum
percabangan, karena hukum ini memenuhi hukum keekkalah muatan. Hukum ini
diperlukan untuk rangkaian multisimpal yang mengandung titik-titik percabangan
ketika arus mulai terbagi.
2.1
Resistor dalam Rangkaian Seri dan Paralel
Resistor dalam Rangkaian Seri dan ParalelIni merupakan
konsep dasar yang memungkinkan kita secara cepat dapatmenyederhanakan rangkaian
yang relatif kompleks.

Seperti
terlihat pada gambar 2.3-a, pada rangkaian seri semua resistor teraliriarus
yang sama. Jika arus yang mengalir sebesar I, kita mempunyai V = I ( R1 + R2 +
R3 ) (2.6) V / I = R = R1 + R2 + R3Nampak bahwa untuk rangkaian seri, ketiga
resistor tersebut dapat digantikan dengansebuah resistor tunggal sebesar R.
Pada rangkaian paralel (gambar 2.3-b), nampak bahwa masing-masing
resistormendapat tegangan yang sama. Jadi I 1 = V / R1 I 2 = V / R2 I 3 = V /
R3 Rangkaian Arus Searah (DC).
3.
Gaya Gerak Listrik dan Arus Listrik
Di dalam medan listrik muatan bebas
positif dalam konduktor mendapat gaya listrik searah dengan Ê dan bergerak dari
potensial tinggi ke potensial rendah, akan tetapi hal ini tidak dapat
terus-menerus terjadi karena dalam konduktor akan terjadi penumpukan muatan
(induksi) yang menghasilkan medan induksi yang melawan medan semula dan
akhirnya menghentikan proses perpindahan ini.
Untuk memperoleh aliran yang berkesinambungan
maka muatan positif yang tertumpuk di ujung berpotensial rendah tersebut dibawa
kembali semula di ujung berpotensial tinggi. Jelas sekali hal ini tidak dapat
dilakukan oleh medan listrik. Pengaruh yang dapat memindahkan muatan positif
dari potensial rendah ke potensial yang lebih tinggi disebut gaya gerak listrik
(ggl). Setiap rangkaian lengkap dimana terdapat arus listrik yang mantap harus
mengandung alat yang memberinya gaya gerak listrik diantaranya baterai,
generator, sel fotovoltaik, thermokopel, dan sebagainya. Alat-alat semacam ini
mampu memberikan energi pada rangkaian yang dihubungkan dengannya, karena itu
disebut sebagai sumber daya, sedangkan sebenarnya alat tersebut hanya mengubah
energi bentuk lain menjadi energi listrik.
Di dalam sumber ggl yang terbuka
(kutub positif dan negatifnya tidak berhubungan di luar sumber) maka
resultan = 0 di setiap titik, jadi + =0
Jadi pada rangkaian terbuka:
Vab
= Ԑ
Meskipun
demikian gaya gerak listrik Ԑ bukanlah beda potensial. Beda potensial Vab
adalah usaha per muatan oleh medan elektrostatik (besarnya tergantung arus)
sedangkan ggl adalah usaha per satuan muatan oleh medan non elektrostatik
(tidak bergantung pada arus).
Arus
Listrik
Jika
arus mengalir dalam sebuah konduktor maka yang dimaksud adalah di setiap titik,
arus akan melintasi penampang lintang konduktor tersebut. Bila ada resultan
aliran muatan positif yang melintasi permukaan tersebut per satuan waktu. Jika
jumlahmuatan yang melintasi permukaan tersebut dalam selang waktu Δt adalah Δq
maka arus rata-rata yang melintasi permukaan tersebut adalah:
Vab
= Ԑ-I.R
4.
Daya
dan Energi Arus Searah
Jika suatu sumber tegangan V diberikan
beban R sehingga arus yang mengalir pada I, maka sumber tegangan menyalurkan
daya listrik sedangkan R menyerap daya listrik . Kedua daya ini
besarnya sama.
Perhatikan
Gambar 5 di bawah ini.












![]() |
Gambar
5.
Rangkaian
Dengan Sumber Tegangan V dengan Beban R Karena V = I . R , maka jika V diganti
dengan IR diperoleh : P = IR.I’ = I2.R
. Jika I diganti dengan V/R maka di peroleh : P = V.V/r = V2/R
P=V.I =I2.R =V2.R
|
Sehingga
di peroleh :
Energi listrik yang disalurkan oleh
sumber tegangan sama dengan listrik yang diserap oleh R . Besar energi listrik yang
disalurkan sama dengan daya dikalikan waktu. W = P . t W = V . I . t = I2
R T = (V2 / R) . t
Dalam
Sistem Internasional satuan daya adalah watt, satuan waktu adalah detik
sehingga satuan energi (W) adalah Watt detik = joule. Dalam sehari – hari satuan
energi listrik dinyatakan dengan kwh (kilo watt jam) 1 kwh = 3,6 x 106 joule.
5. Teori Thevenin
Dalil Thevenin mengatakan bahwa : setiap rangkaian berterminal dua yang
meliputi resistor-resistor linear, sumber-sumber tak bebas linear, dan
sumber-sumber bebas linear dapat dipresentasikan dengan kombinasi sei antara
sebuah resistansi dan sebua sumber tegangan bebas.
Suatu rangkaian aktif, linier dan
resistif yang mengandung satu atau lebih sumber tegangan atau sumber arus dapat
diganti dengan sebuah sumber tegangan dan sebuah tahanan yang diseri.



![]() ![]() |









Gambar 12. Rangkaian Dengan Sumber Tegangan Pengganti
VT
disebut tegangan pengganti Thevenin, R T disebut tahanan pengganti Thevenin.
Sebagai contoh perhatikan rangkaian pada Gambar 13 di bawah ini.









































![]() |
|||
![]() |
|||
b b
Gambar 13. Rangkaian
dengan R Pengganti
Teorema Thevenin ini berguna untuk
menganalisa sistem daya dan rangkaian lainnya dimana terdapat satu resistor
pada rangkaian tersebut (biasa disebut resistor beban) yang dijadikan subjek perubahan,
sehingga apabila nilai resistor beban itu diubah-ubah, kita tidak perlu
susah-susah menganalisa rangkaian secara menyeluruh.
6. Kapasitor
Kapasitor atau kondensator adalah
alat (komponen) yang dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menyimpan muatan
listrik yang besar untuk sementara waktu. Sebuah kapasitor terdiri atas
keping-keping logam yang disekat satu sama lain dengan isolator. Isolator
penyekat disebut zat dielektrik. Simbol yang digunakan untuk menampilkan sebuah
kapasitor dalam suatu rangkaian listrik adalah
Ada
dua cara pemasangan kapasitor, yaitu tanpa memerhatikan kutub-kutubnya (untuk
kapasitor nonpolar) dan dengan memperhatikan kutub-kutubnya (untuk kapasitor
polar). Beberapa kegunaan kapasitor, antara lain sebagai berikut:
a.
menyimpan muatan listrik,
b.
memilih gelombang radio (tuning),
c.
sebagai perata arus pada rectifier,
d.
sebagai komponen rangkaian starter kendaraan bermotor,
e.
memadamkan bunga api pada sistem pengapian mobil,
f.
sebagai filter dalam catu daya (power supply).
Berikut
ini gambar macam-macam kapasitor

1. Kapasitas kapasitor

2.
Kapasitor keping sejajar
Dua lempeng disejajarkan dan
diberi jarak akan memiliki kapatisas untuk menyimpan muatan listrik. Muatan
yang tersimpan tergantung dari jarak antar lempeng, luas lempeng, dan
permabilitas ruangan. jadi persamaannya dapat ditulis :


3
. kapasitas kapasitor pada Bola konduktor
Pada
bola konduktor akan timbul potensial apabila diberi muatan. Berarti, bola
konduktor juga mempunyai kapasitas. dari kapasitas : dengan V= . Dengan
mensubtitusikan V ke dalam C maka persamaannya akan menjadi
C=4πε0r
atau C= r/k
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1. Alat dan Bahan
III.1.1. Alat beserta fungsinya
1.
Sumber tegangan DC

2.
Multimeter

Multimeter berguna untuk
mengukur arus, tegangan, dan hambatan listrik.
3.
Papan Rangkaian

4.
Kabel Penghubung

5.
Kabel Jumper
![]() |
Kabel jumper bea untuk menyambung arus pada
rangkaian listrik.
III.1.2. Bahan beserta
Fungsinya
1.
Resistor
![]() |
Resistor
befungsi sebagai bahan percobaan u untuk
menghitung arus dan tegangan.
2.
Kapasitor

III.2. Prosedur Kerja
III.2.1. Beda Potensial
1.
Menyiapkan papan rangkaian, resistor, dan
kapasitor
2.
Menyusun resistor dan kapasitor pada papan
rangkaian secara seri
3.
Menyalakan sumber tegangan DC dengan VCC
sebesar 6 V
4.
Menghubungkan sumber tegangan ke rangkaian dengan
kabel penghubung
5.
Mengukur beda potensial yang ada dengan
multimeter
6.
Mematikan sumber tegangan DC
7.
Mencatat hasil pengukuran ke dalam tabel data

III.2.2. Rangkaian Seri
1.
Melepaskan rangkaian yang dipasang sebelumnya
pada papan rangkaian
2.
Menyusun resistor-resistor secara seri.
Resistor-resistor tersebut adalah R1, R2, dan R3 dengan
nilai yang telah ditentukan
3.
Menyalakan sumber tegangan DC dan mengatur VCC
sebesar 7,6 V
4.
Mengukur tegangan dan arus pada R1
dengan melepaskan salah satu ujungnya dan menggunakan multimeter
5.
Mengulangi langkah 4 untuk R2 dan R3
6.
Mematikan sumber tegangan DC
7.
Mencatat hasil pengukuran ke dalam tabel data

III.2.3. Rangkaian
Paralel
1.
Menyusun resistor-resistor yang dipasang secara
seri menjadi secara paralel. Resistor-resistor tersebut adalah R1, R2,
dan R3 dengan nilai yang telah ditentukan
2.
Menyalakan sumber tegangan DC dan mengatur VCC
sebesar 7,6 V
3.
Mengukur tegangan dan arus pada R1
dengan melepaskan salah satu ujungnya dan menggunakan multimeter
4.
Mengulangi langkah 4 untuk R2 dan R3
5.
Mematikan sumber tegangan DC
6.
Mencatat hasil pengukuran ke dalam tabel data

III.2.4. Rangkaian
Thevenin
1.
Melepaskan rangkaian paralel pada papan rangkaian
2.
Menyusun resistor-resistor seperti yang ada di
buku panduan dengan nilai masing masing resistor yang telah ditentukan
3.
Menyalakan sumber tegangan DC dan mengatur VCC
sebesar 12 V
4.
Mengukur tegangan keluaran terbuka Vob
5.
Mengukur arus I0, I1, dan I2
pada rangkaian
6.
Mengukur RTH dengan melepaskan sumber
tegangan dan menghubungkan titik pada rangkaian sehingga terjadi hubungan
singkat
7.
Mencatat hasil pengukuran ke dalam tabel data

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil
IV.1.1.
Tabel Data
IV.1.1.1.
Tabel Resistor
No.
|
A
|
B
|
C
|
D
|
Resistansi Pengamatan
|
1.
|
Cokelat
|
Merah
|
Cokelat
|
Emas
|
120 ± 5%
|
2.
|
Cokelat
|
Hijau
|
Cokelat
|
Emas
|
15 0 ± 5%
|
3.
|
Orange
|
Orange
|
Cokelat
|
Emas
|
330 ± 5%
|
4.
|
Kuning
|
Ungu
|
Cokelat
|
Emas
|
470 ± 5%
|
5.
|
Biru
|
Abu-abu
|
Cokelat
|
Emas
|
680 ± 5%
|
IV.1.1.2. Tabel Beda Potensial
R
|
I
|
V
|
330 ± 5%
|
2 x 10-3
A
|
7,6 V
|
VCC = 6 V
IV.1.1.3. Tabel Rangkaian Seri
R
|
V
|
I
|
120 ± 5%
|
1,8 V
|
20 x 10-3
A
|
150 ± 5%
|
2,2 V
|
20 x 10-3
A
|
330 ± 5%
|
4,2 V
|
20 x 10-3
A
|
VCC = 7,6 V
IV.1.1.4. Tabel Rangkaian Paralel
R
|
V
|
I
|
120 ± 5%
|
7,4 V
|
70 x 10-3
A
|
150 ± 5%
|
7,4
V
|
60 x 10-3
A
|
330 ± 5%
|
7,4
V
|
45 x 10-3
A
|
VCC = 7,6 V
IV.1.1.5. Tabel Rangkaian Thevenin
R
|
I
|
V
|
1 K
|
15 x 10-3 A
|
2,6 V
|
2 K
|
19 x 10-3 A
|
|
1 K
|
19,25
x 10-3 A
|
VCC = 12 V
RTH = 950 Ω
IV.1.2. Pengolahan Data
IV.1.2.1. Resistor
Secara
teori :
Ø R1
= 120 ± 5%
·
Toleransi = 5/100 x 120 = 6 Ω
·
Nilai resistansi min = 120 – 6 =114 Ω
·
Nilai resistansi max = 120 + 6 = 126
Ω
Ø R2
= 150 ± 5%
·
Toleransi = 5/100 x 150 = 7.5 Ω
·
Nilai resistansi min = 150 – 7.5 = 142.5 Ω
·
Nilai resistansi max = 150 + 7.5 = 157.5 Ω
Ø R3
= 330 ± 5%
·
Toleransi = 5/100 x 330 = 16.5 Ω
·
Nilai resistans min = 330 – 16.5 = 313.5 Ω
·
Nilai resistansimax = 330 + 16.5 = 346.5
Ω
Ø R4
= 470 ± 5%
·
Toleransi 5/100 x 470 = 23.5 Ω
·
Nilai resistansi min = 470 – 23.5 = 446.5 Ω
·
Nilai resistansi max = 470 + 23.5 =
493.5 Ω
Ø R5
= 680 ± 5%
·
Toleransi 5/100 x 680 = 34 Ω
·
Nilai resistansi min = 680 – 34 = 646 Ω
·
Nilai resistansi max = 680 + 34 = 714 Ω
IV.1.2.2.
Beda Potensial
Secara teori :
·
V = I.R = 2.10-3 x 330 = 0.66
V
IV.1.2.3. Rangkaian Seri
a. Secara
Praktek
V1 =1.8V
V2 =2.2V
V3 =.,2V
b. Secara
Teori
V1 = I1.R1 =
20.10-3 x 120 = 2.4 V
V2 = I2.R2 =
60.10-3 x 150 = 9 V
V3
= I3.R3 = 45.10-3 x 330 = 14.8 V
IV.1.2.4.
Rangkaian Paralel
a. Secara
Praktek
I1 =70 x 10-3
I2 =15 x 10-3
I3 =19,25 x 10-3
b. Secara
Teori
I1 = V/R
= 7.4/120 = 0.061 A
I2 = V/R = 7.4/150 = 0.049 A
I3
=
V/R = 7.4/330 = 0.022 A
IV.1.2.5.
Rangkaian Thevenin
a. Secara Praktek
R1
= 1K IO
= 15.10-3 A V0B = 2,6 V
R2
= 2K I1 =
19.10-3 A RTH = 950 Ω
R3 =
1K I2
= 19.25.10-3 A
b. Secara Teori
·
Untuk
I0 dan R1 V1
= 15.10-3 x 1000 = 15 V

·
Untuk
I1 dan R2 V2
= 19.10-3 x 2000 = 38 V

·
Untuk
I2 dan R3 V3
= 19.25.10-3 x 1000 = 19.25 V

·
I0 =
V1/R1 = 15/1000 = 15.10-3
·
I1 =
V2/R2 = 38/2000 = 19.10-3
·
I2 =
V3/R3 = 19.25/1000 = 19.25.10-3
·
Vob = R4 / R1 + R2
+ R3 x ƹ =
10-3/ 10-3 + 2.10-3 + 10-3 x12 = 3
V
·
RTH = R4 // {R3 + (R1 //
R2)}
= 10-3 // {10-3 + ( 10-3
// 2.10-3 )
= 5/8 KΩ atau 626 Ω
IV.
2 Pembahasan
Pada percobaan arus searah di lakukan
2 cara untuk menghitung arus, tegangan dan hambatan dari bahan yang percobaan
yaitu resistor. Dalam praktek kita memperoleh nilai seperti pada hasil tabel.
Sedangkan untuk menghitung secara teori kita mendapatkan hasil yaitu : untuk
mencari nilai resistansi pada setiap resistor dengan menentukan nilai
resistansi minimal untuk R1 = 11 Ω,
R2 = 142.5 Ω, R3 = 313.5 Ω, R4 = 446.5 Ω, R5=
646 Ω.
Sedangkan nilai resistansi masing-masing resistor yaitu: R1 = 126
Ω,
R2 = 157,5 Ω, R3 = 346,6 Ω, R4 = 493,5 Ω, R5
= 714 .Ω
Untuk beda potensial yang di hitung
tegangannya di peroleh 0.66 V. Pada rangkaian seri yang di hitung secara teori
hanyalah tegangagannya saja, karena semua
arus yang di peroleh sama. Untuk praktek hasil yang di peroleh yaitu V1
= 1.8 V, V2 = 2.2 V, V3=4.2
V, sedangkan secara teori di peroleh V1 = 2,4 V, V2 = 9
V, V3 =14.8 V. Berbeda dengan rangkaian seri, rangkaian parallel
yang di hitung hanya arusnya saja karena semua teganagan yang diperoleh sama.
Untuk hasil praktek di peroleh I1= 70.10-3, I2 = 15.10-3, I3=19.25.10-3.
Sedangkan secara di peroleh I1= 0.061 A, I2= 0.049 A, I3= 0.022 A.
Pada rangkaian Thevenin secara
praktek di peroleh hasil untuk, arus,tegangan, hambatan, tegangan keluaran
yaitu R1=1K, R2=2K, R3=1K I0 = 15.10-3A, I1
= 19.10-3A, I2 = 19.25.10-3A, V0B
= 2.6 V, RTH = 950 Ω. Sedangkan secara teori di peroleh I0 =
15.10-3A, I1 = 19.10-3A, I2
= 19.25.10-3A, V1 = 15V, V2 = 38V, V3 =
19.25, V0B = 3V, RTH = 626 Ω.
Dalam percobaan hasil ynag di peroleh
secara praktek dan teori memiliki perbedaan hasil yang cukup besar, hal ini di
sebabkan karena kurangnya ketelitian pengamat dan alat-alat yang di gunakan
tidak terlalu mendukung.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
V.1
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat di peroleh dari hasil percobaan yaitu :
1. Beda
potensial pada rangkaian listrik yang di peroleh secara teori dan praktek
sedikit berbeda.
2. Penerpan
Hukum Kirchof dalam rangkaian listrik sangat penting.
3. Pada
rangkaian seri dan paralel terdapat perbedaan yang cukup besar antara hasil
dari teori dengan hasil dari praktikum, dimana seharusnya keduanya harus
menunjukkan persamaan hasil.
4. Pada
rangkain Thevenin hasil yang di peroleh secara teori dan praktek ada yang sama
dan ada yang berbeda.
V.2 Saran
V.2.1 Saran untuk Laboratorium
Alat dan bahan untuk praktikum sudah cukup
bagus.
V.2.1 Saran untuk Asisten
Sikap asisten sudah cukup baik dalam
membimbing praktikan selama praktikum berlangsung, akan tetapi perlu
ditingkatkan lagi J
DAFTAR
PUSTAKA
Bioshop Owen, 1998. Dasar-Dasar Elektonika.Grahamedia:Yogyakarta
Morris, M. Noel, 1987. Dasar-Dasar Listrik Elektronika.Erlangga:Jakarta
Onnopurbo, Elektronika Dasar I . 2010. http//kambing ui.ac.id. Diakses pada
tanggal 31 Oktober 2013 pukul 22.55 WITA
Tooley Mike, 1990. Rangkaian Elektronik Prinsip dan Aplikasi, Edisi kedua. Erlangga.
Bandung
Syihabikbal, 2012. Rankaian arus Searah.
www.slideshare.net.
Diakses pada tanggal 31 Oktober 2013 pukul 01.37 WITA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar